I am HOPE The Movie: My Alternate Ending

Daftar isi [Buka]
i am hope the movie directed by adilla dimitri

Satu bulan yang lalu, pihak Alkimia Production dan Kaninga Picture merilis trailer resmi I am HOPE The Movie arahan Adilla Dimitri di situs berbagi video Youtube. Video yang berdurasi dua menit itu telah ditonton lebih dari 400 ribu kali dan menimbulkan berbagai komentar dari netizen. Saya, sebagai penikmat film lokal, juga dibuat penasaran akan film tersebut.

Mengapa saya penasaran?

Pertama, film dengan genre drama seperti I am HOPE sudah tak terlalu asing di mata penonton film Indonesia. Saya dan mungkin orang lain bisa saja berspekulasi bahwa jalan cerita film ini tak berbeda jauh dengan film-film setipe, misalnya Surat Kecil untuk Tuhan atau The Fault in Our Stars. Namun, selama film belum benar-benar dirilis, kita belum tahu bagaimana plot dan ending sebenarnya.

Kedua, film ini dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris kawakan, seperti Fachri Albar, Tio Pakusadewo, Ray Sahetapy, dan Fauzi Baadilla. Peran utama diserahkan kepada aktris muda yang sedang naik daun karena perannya di film Negeri Van Oranje serta serial televisi Stereo, yakni Tatjana Saphira.

Ketiga, tidak seperti film-film drama pilu lainnya, sebagian profit dari penjualan tiket film I am Hope The Movie didedikasikan untuk yayasan dan penderita kanker serta pembangunan rumah singgah. Itu berarti para penonton bisa menikmati hiburan sekaligus berbagi manfaat untuk para penderita kanker.

Kita gak pernah bisa milih apa yang kita cintai ― David (I am HOPE The Movie)

Tentang I am HOPE The Movie

Ide pembuatan film I am HOPE berawal dari gagasan Wulan Guritno, Amanda Soekasah dan Janna Soekasah-Joesoef yang terinspirasi Bracelets of Hope, yang merupakan sebuah gerakan peduli terhadap para penderita kanker.

Premis yang ditawarkan memang terbilang sederhana: seorang gadis remaja ingin mewujudkan impiannya dengan segala keterbatasan yang ia miliki.

Mia (diperankan oleh Tatjana Saphira), adalah seorang gadis yang berkeinginan keras untuk menyajikan sebuah pertunjukan. Untuk sementara, pilihan tersebut ia pendam karena ia divonis kanker oleh seorang dokter (Ray Sahetapy), penyakit ganas yang pernah merenggut ibunya. Mia harus menghadapi kenyataan bahwa sang ayah (Tio Pakusadewo), tidak memiliki biaya yang cukup untuk membiayai pengobatan sekaligus biaya pertunjukannya.


Konflik batin Mia memang menyesakkan, ditambah lagi jalinan asmara antara ia dengan David (Fachri Albar) semakin membuat hatinya dirundung gundah gulana. David termasuk orang yang paling mendukung upaya Mia untuk dapat mewujudkan pertunjukan teater impiannya.


Ending I am HOPE The Movie versi saya

Film ini bertujuan untuk menggambarkan suatu harapan. Maka saya juga ingin menyampaikan harapan dalam bentuk ending versi saya sendiri.

Agar transparan saja: saya bukan termasuk dalam bagian tim produksi maupun pemeran I am HOPE The Movie. Tidak sama sekali saya bermaksud membocorkan ending film ini. Saya tak ingin merusak minat menonton Anda, justru sebaliknya.

Begini ceritanya...

Harapan Mia untuk bisa menyajikan pertunjukan teater impiannya pada akhirnya dapat terwujud berkat hasil kerja kerasnya bersama teman-teman, kru di balik panggung, serta sang ayah. Mia selalu menanggung rasa sakit ketika ia tengah menggarap pertunjukan tersebut, pikirannya berkata "iya" sedangkan fisiknya berkata "tidak".

Nahas, tepat satu hari sebelum pertunjukan, Mia merasakan sakit luar biasa di sekujur tubuhnya. Seketika ia pingsan ketika hendak pergi keluar dari kamarnya. Sang ayah serta sahabat Mia, Maia (Alessandra Usman), segera membawanya ke rumah sakit. Sesampainya di ruang IGD, Sang dokter (Ray Sahetapy) merekomendasikan supaya Mia menjalani kemoterapi hari itu juga. Ayah Mia tak bisa menolak karena tak sanggup melihat anaknya menanggung rasa sakit lebih lama lagi. Ia tak ingin merasakan kehilangan orang yang ia cintai dua kali.

Sehari kemudian, pertunjukan resmi digelar. Tiket pertunjukan terjual habis, bahkan beberapa penonton merupakan tamu kehormatan dari kalangan pejabat, duta besar, dan artis.

Pertunjukan berlangsung sempurna. David tampil dengan memukau sebagai tokoh utama sehingga menuai pujian serta tepuk tangan para penonton. Ayah Mia, Maia, dan para kru lainnya bersorak gembira karena berhasil menyajikan pertunjukan yang luar biasa menghibur.

David tak kuasa membendung tangis. Tangis kebahagiaan bercampur kesedihan. Bahagia karena dapat mewujudkan mimpi dan harapan Mia, sedih karena Mia tak dapat menyaksikan pertunjukan impiannya.

Karena Mia telah tiada.

Sebelum wafat, ia menyerahkan gelang harapan kepada orang-orang yang ia cintai supaya jangan sampai menyerah dengan keadaan, apalagi menyia-nyiakan waktu. Ia yakin bahwa di mana ada keberanian, di situ ada harapan, meskipun raga pemilik harapan tersebut telah tiada. Pada akhirnya, impian Mia dapat terwujud meskipun ia sendiri tak bisa bertahan hidup sebagaimana impian orang-orang yang mencintainya.
Karena kita tersenyum, semua menjadi baik ― Mia (I am HOPE The Movie)

* * *

Berikut teaser, trailer, dan original soundtrack I am HOPE The Movie:



"Nyanyian Harapan" dari RAN benar-benar syahdu dan membawa pesan harapan.



PRE SALE @IAmHopeTheMovie yang akan tayang di bioskop mulai 18 februari 2016. Dapatkan @GelangHarapan special edition #IAmHope hanya dengan membeli pre sale ini seharga Rp.150.000,- (untuk 1 gelang & 1 tiket menonton) di http://bit.ly/iamhoperk Dari #BraceletOfHope 100% & sebagian dari profit film akan disumbangkan untuk yayasan & penderita kanker sekaligus membantu kami membangun rumah singgah.


#GelangHarapan #IamHOPETheMovie #BraceletofHOPE #WarriorOfHOPE #OneMillionHOPE #SpreadHope