Belajar Hidup Secukupnya dari "Tidying Up with Marie Kondo"

Daftar isi [Buka]
TIDYING UP WITH MARIE KONDO: SEASON 1 di Netflix

"Manusia hanya dapat benar-benar menghargai sejumlah hal pada satu waktu. Karena saya malas dan pelupa, saya tidak bisa merawat terlalu banyak hal dengan baik. Itulah sebabnya saya ingin menghargai dengan baik hal-hal yang saya sukai, dan karena itulah saya bersikeras membenahi sebagian besar hidup saya." Demikian tulis Marie Kondo, penulis yang dikenal sebagai konsultan berbenah dalam bukunya The Life-Changing Magic of Tidying Up yang terjual jutaan kopi di seluruh dunia.

Kesuksesan penjualan buku inilah mendorong Netflix untuk mengangkat sosok Marie Kondo menjadi serial televisi. Premisnya cukup sederhana: ia mendatangi rumah klien, kemudian menerapkan metode KonMari yaitu mengatur berbagai isi rumah dalam urutan: pakaian, buku, dokumen, aksesori (ia menyebutnya komono), dan barang sentimental.

konmari marie kondo method ritual

Kondo memulai perjalanan di delapan rumah berbeda di daerah Los Angeles. Dimulai dari Kevin dan Rachel, yang situasinya tampak umum: pasangan dengan karier yang sibuk dan dua anak kecil. Tiada cukup ruang, energi, maupun waktu yang tersisa untuk mengelola barang-barang yang mereka punya.

Kondo—yang berusia 30-an dan memiliki dua anak kecil—tiba di rumah kliennya sambil didampingi oleh penerjemahnya, Marie Iida. Ia menyapa lemari pakaian mereka yang membludak. Laci-lacinya penuh sampah. Kondo memulai ritualnya dengan mengajak pemilik rumah beserta anak mereka untuk duduk tenang, menutup mata, dan merenungi kebahagiaan yang pernah terpancar darinya. Lantunan musik menambah daya emosional adegan ini.

Wendy Tidying Up with Marie Kondo Season 1 di Netflix

Di episode kedua "Empty Nesters", Kondo membantu Wendy dan Ron Akiyama memilah gunungan kartu bisbol vintage, dekorasi Natal, dan pakaian. Pasangan itu menemukan buku harian ayah Ron, yang mencakup kenangan saat Pearl Harbor, album keluarga, dan pengalaman di kamp Perang Dunia II. Di garasi, pasangan itu menemukan koleksi boneka kokeshi antik, yang dinyalakan pada sebuah mesin bubut dan dicat berwarna cerah. Yang paling mencengangkan ialah Wendy baru sadar ternyata ia memiliki benda-benda itu selama ini.

Di episode ketiga "The Downsizers", Kayci Mersier yang berusia 11 tahun dan saudara lelakinya yang berusia 12 tahun, Nolan, memilah-milah tumpukan pakaian, sepotong demi sepotong. Mereka mengucapkan selamat berpisah kepada hal-hal yang tidak lagi mereka pakai dan membiarkan orang lain mengetahui bahwa pakaian tersebut akan gembira dikenakan di masa depan.

“Kamu telah berbuat banyak hal baik untukku; aku berterima kasih untuk itu,” Nolan mengucapkan itu kepada jaket kesayangannya seraya memeluk sebelum meletakkannya. Di lain adegan, Nolan terlihat menemukan hoodie bergaris yang telah lama ia abaikan, kemudian berseru, “Bagaimana mungkin aku tidak memakaimu sebelumnya? Kamu memberiku banyak kegembiraan!”

Episode ini menggambarkan kehangatan keluarga di dalam rumah yang walaupun sempit, tetapi tetap ceria dan memancarkan kebahagiaan yang mendalam.

Isi rumah yang telah dibenahi dan dirapikan oleh marie kondo

Pendekatan Kondo terbilang genius, ia sama sekali tak peduli renovasi atau dekorasi. Rumah kliennya mungkin terlihat sumpek, tetapi ia memperlakukan semuanya sama: setiap ruangan yang dirapikan harus mendapatkan 'kebahagiaan' yang sama. Bahkan, pemilik rumah tidak pernah meminta saran kepadanya untuk mengganti warna cat. Alih-alih, ia berbagi momen kegembiraan karena sang pemilik rumah seakan dipertemukan kembali dengan benda yang sempat mereka tumpuk dan abaikan.

Tidying Up with Marie Kondo bukanlah acara yang sempurna, tetapi ia layak direnungi; sebab hampir semua orang pernah mengabaikan benda-benda di sekitar mereka dan perlu merasakan kembali sensasi memiliki seperti sediakala.