Yang Dapat Kita Pelajari dari Kematian Beberapa Tokoh pada Tahun 2016

Daftar isi [Buka]
kematian tokoh tokoh di dunia

Tanpa mengurangi rasa empati akan tingginya angka kematian yang menimpa masyarakat sipil akibat kejahatan perang, kriminalitas, dan terorisme selama tahun 2016, izinkan saya membahas beberapa pelajaran hidup dari beberapa tokoh atau figur yang meninggal pada tahun ini.

2016, sebagaimana yang kita sama-sama ketahui, merupakan tahun penuh duka dengan rentetan kematian beberapa tokoh dunia dari hari ke hari. Mereka yang lahir di dunia dengan anugerah sehingga mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap orang lain. Mereka pula yang ketika meninggal tak hanya ditangisi, tetapi juga diingat oleh banyak orang. Tutur kata, perangai, dan hasil karya mereka akan abadi di dalam benak orang-orang yang pernah terhubung dengan mereka.

Beberapa tokoh mungkin sangat kita kenal, beberapa lagi di antaranya mungkin agak asing karena masa kejayaan mereka telah meredup.

1. Dari Budi Anduk, kita belajar mengenai kesederhanaan apa adanya dan kejujuran yang murni mampu memancarkan pesona kelucuan yang natural.

2. Dari David Bowie, kita belajar mengkreasikan realitas dan persona kita sendiri yang kadang terjebak dan tergelincir dari satu identitas ke identitas yang lain.

3. Dari Alan Rickman,

4. Dari Harper Lee,

5. Dari Johan Cruyff, kita belajar bahwa untuk memahami sesuatu kita mesti mampu menjelaskannya secara gamblang kepada orang lain terlebih dahulu. Sebelum kita berbuat suatu kesalahan, usahakan kita tidak membuatnya. Cruyff yang kita kenal memang seorang perfeksionis, meskipun kita tak bisa menampik bahwa dirinya juga manusia—yang juga berbuat kesalahan.

6. Dari Prince, kita belajar untuk menghargai karya orang lain tanpa memandang perbedaan—warna kulit, ras, orientasi seksual, pandangan hidup. Kita juga belajar bahwa kita bisa memancarkan energi positif kepada orang lain sekalipun kita tetap menjadi diri sendiri.

7. Dari Mike Mohede, kita belajar menjadi orang yang tetap rendah hati dan murah senyum meski terkadang posisi kita sedang di atas, bahkan ketika hidup tak berjalan sebagaimana mestinya.

8. Dari Muhammad Ali, kita belajar cara untuk mewujudkan keyakinan bahkan ketika rasanya seluruh dunia sedang tak berpihak kepada kita. Kesabaran dan ketabahannya yang luar biasa membuatnya menjadi jauh lebih dari sosok legenda belaka. Dia adalah contoh seseorang yang dibuat ulang dunia di sekelilingnya dengan tidak pernah melepaskan inti dari apa yang penting baginya. Komunikasi dengan cara yang paling berkesan, menggugah, berdarah-darah, juga dikombinasikan dengan karismanya, membuatnya layak menyandang gelar atlet tinju terbaik sepanjang masa.

9. Dari Gene Wilder,

10. Dari Leonard Cohen,

11. Dari Fidel Castro, kita belajar bahwa menjadi kontroversi adalah risiko paling logis ketika kita memperjuangkan prinsip, idealisme, dan kepercayaan kita. Ia juga mengajarkan kepada siapa pun bahwa pendidikan harus diutamakan dan dapat diakses oleh semua orang. Si kecil mampu bertahan walaupun dikepung oleh gerombolan si besar.

12. Dari George Michael, Kita dapat belajar bahwa kita takkan menemukan kedamaian pikiran hingga kita mendengarkan kata hati kita (Kissing a Fool). Kita juga dapat belajar darinya bahwa kebahagiaan yang hakiki berasal dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain (Heal the Pain).

13. Dari Carrie Fisher,  kita belajar bahwa cara terbaik menyampaikan sesuatu adalah dengan kecerdasan dan tutur kata yang sopan, bukan hanya dari penampilan luar. Meskipun ia memiliki kelainan, ia tak sungkan mengekspresikan dirinya sendiri. Ia mengatakan apa yang ia pikirkan dengan caranya sendiri, dan dia membuat semua orang mencintainya seperti yang dia lakukan itu. Dia adalah pahlawan. Dan dia bukan hanya putri, dia adalah sang ratu bagi penikmat karya-karyanya.

Kehilangan orang terdekat dan tercinta merupakan tragedi pilu yang selamanya membekas di relung sanubari yang paling dalam. Tak terkecuali orang-orang yang pernah mewarnai kehidupan kita, sekalipun kita belum pernah bertemu dengan mereka secara langsung.

Tugas kita sebagai generasi penerus adalah senantiasa belajar dan mewarisi hal-hal baik dari para pendahulu karena kelak kita juga akan mewariskan sesuatu kepada generasi berikutnya.